Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#7 Pengertian Fiil Lengkap Dengan Pembagiannya

Di dalam Ilmu Nahwu, Fiil adalah kalimah yang menunjukkan arti dengan sendirinya serta mengandung arti zaman, yaitu zaman Hal, Madhi, atau Istiqbal. Fiil adalah kata kerja atau pekerjaan, dan setiap pekerjaan pasti mengandung zaman (masa waktu) di dalamnya, apakah “akan” dikerjakan, “sudah” dikerjakan, atau bahkan “sedang” dikerjakan. Itulah definisi dasar dari kata kerja atau kalimah Fiil yang mengandung masa atau zaman.

Berbeda dengan Isim (kata benda). Isim adalah kalimah yang menunjukkan arti degan sendirinya dengan tidak diserta zaman atau masa waktu. Sebab, kalimah Isim memang tidak membutuhkan keterangan waktu.

Contoh: Kata كُرْسِيٌ (kursi). Apakah kata “kursi” membutuhkan waktu? Tentu saja tidak. Sebab, ia bukan kata kerja, melainkan kata benda. Berbeda dengan kata ضَرَبَ (memukul). Apakah “memukul” membutuhkan keterangan waktu? Tentu saja butuh. Sebab, zaman (waktu) adalah salah satu komponen dari Kalimah Fiil (kata kerja). Bisa saja yang dikehendaki “Sudah memukul”, “Akan memukul”, atau bahkan “Sedang memukul” untuk menjawab pertanyaan “Kapan dia memukul?”

Itulah sedikit perbedaan mengenai kalimah Isim dan kalimah Fiil, serta penjelasan dasar mengenai apa itu kalimah Fiil. Untuk masukkan saja, alangkah baiknya jika Anda sudah memahami pembagian kalimah terlebih dahulu. Berikut materi-materinya:

Pengertian Fiil

Dari pendasaran materi di atas dapat disimpulkan bahwa kalimah Fiil adalah kalimah yang menunjukkan arti dengan sendirinya dengan diserta salah satu dari tiga zaman, yaitu Hal, Madhi, dan Istiqbal. Dan sebaliknya, kalimah Isim adalah kalimah yang menunjukkan arti dengan sendirinya dan tidak diserta dengan zaman.

Pembagian Fiil

Kalimah Fiil terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu kalimah Fiil Madhi, kalimah Fiil Mudhari’, dan kalimah Fiil Amar. Sebelum ke penjelasannya, kita bahas dulu apa itu Zaman Madhi, Hal dan Istiqbal.

  • Zaman Madhi (مَاضِ) adalah zaman yang menunjukkan arti sudah dilakukan atau menunjukkan arti masa yang sudah lampau.
  • Zaman Hal (حَلْ) adalah zaman yang menunjukkan arti sedang dikerjakan.
  • Zaman Istiqbal (اِسْتِقْبَلْ) adalah zaman yang menunjukkan arti akan dikerjakan.

Pengertian Fiil Madhi (فِعِلْ مَاضِ)

Fiil Madhi adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya dengan disertai zaman Madhi (zaman yang sudah lampau). Contoh : ضَرَبَ (sudah memukul).

Dari contoh di atas, lafadz ضَرَبَ  adalah Fi'il Madhi atau pekerjaan yang sudah lampau. Jika ada Fiil (pekerjaan) pasti ada Fa'il (pelaku), maksudnya adalah jika ada pekerjaan pasti ada pelaku yang mengerjakan. Contoh : ضَرَبَ  زَيْدٌ عَمْرًا . (Zaid sudah memukul Amr). Dari contoh tersebut lafaz ضَرَبَ  kedudukannya adalah Fiil Madhi (pekerjaan yang sudah lampau), lafaz زَيْدٌ Kedudukannya sebagai Fail (pelaku), sedangkan عَمْرًا kedudukannya sebagai Maf’ul (Sasaran atau objek).

Jika Fail atau pelaku seorang perempuan, maka di akhir lafaz Failnya harus ditambahi dengan Ta' Taknis Sakinah (تْ).

Tetapi yang perlu diingat adalah, apabila pelaku adalah seorang perempuan (Muannas), maka wajib bagi kita menambahkan Ta' Ta'nits Sakinah (تْ). Lalu, apa sih Ta' Ta'nits Sakinah itu? Ta' Ta'nits Sakinah Adalah Ta' mati (sukun) yang salah satu kegunaannya adalah sebagai penanda bahwa pelaku pekerjaannya adalah seorang perempuan. Contoh : ضَرَبَتْ زَيْنَبُ (Zainab telah memukul).

Pengertian Fiil Mudhari' (فِعِلْ مُضَارِعْ)

Fiil Mudhari' adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya, dengan disertai salah satu dari dua zaman, yaitu Hal (sedang dikerjakan) atau Istiqbal (akan dikerjakan). Jadi, Fiil ini berfungsi untuk dua jenis kala waktu, akan dikerjakan atau sedang dikerjakan. Kedua zaman tersebut juga tidak memiliki perbedaan dalam segi tulisannya. Contoh : يَنْصُرُ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaid akan/sedang menolong Amr).

Dari contoh di atas, lafaz يَنْصُرُ  kedudukannya adalah sebagai Fiil (Pekerjaan) yang boleh diartikan : Sedang menolong maupun akan menolong. Sedangkan lafaz زَيْدٌ  kedudukannya adalah sebagai Fa'il (Pelaku pekerjaan). Dan untuk lafaz عَمْرًا , kedudukannya adalah sebagai Maf'ul (Objek atau sasaran pekerjaan).

Penambahan  س  (Sin) dan سَوْفَ (Saufa) pada Fiil Mudhari'

Jika di Fiil Madhi ada penambahan Ta' Ta'nits ketika subjek (pelaku) berupa perempuan, Di Fi'il Mudhari' juga ada opsi penambahan Sin dan Saufa. 

Sin dan Saufa sendiri adalah salah satu dari huruf Istiqbal, yaitu huruf yang menunjukkan arti akan terjadi.

Sin dan Saufa juga memiliki arti yang sama, yaitu "akan terjadi". Lalu pertanyaannya, kapan kita menggunakan Sin dan kapan kita menggunakan Saufa? Untuk mengetahui jawabannya, kita harus pahami dulu perbedaan antara Sin dan Saufa. 

  • Contoh Sin : سَتَعْلَمُوْنَ (Kalian akan mengetahui)
  • Contoh Saufa :  سَوْفَ يَعْلَمُوْنَ (Kelak mereka akan mengetahui)

Dari kedua contoh di atas, contoh Sin menunjukkan bahwa "akan" di sini berarti dalam waktu dekat. Sedangkan pada contoh Saufa, menunjukkan arti "kelak" yaitu sebuah masa yang akan terjadi dalam jangka panjang.

Jadi kesimpulannya di Fiil Mudhari', kita akan menemui dua huruf Istiqbal, yaitu Sin  (س)   dan (سَوْفَ).

Untuk Sin menunjukkan arti "akan" tetapi dalam waktu dekat, sedangkan سَوْفَ  juga menunjukkan arti "akan", tetapi dalam jangka panjang.

Sampai di sini paham?

Alhamdulillah.

Penambahan لَمْ (Lam) Pada Fiil Mudhari’

Pada Fiil Mudhari’, kita juga kita juga memiliki opsi untuk menambahkan لَمْ yang artinya "tidak". Contoh : لَمْ يَضْرِبْ زَيْدٌ بَكْرًا (Zaid tidak akan memukul Bakr atau Zaid tidak akan memukul Bakr kelak).

Dari contoh tersebut لَمْ merupakan Amil Jawazim yang mengubah akhir harakat Fiil Mudhari’ menjadi Sukun. يَضْرِبْ sendiri kedudukannya adalah Fiil Mudhari’ yang dibaca sukun karena kemasukan Amil Jawazim (Amil yang menjazemkan). Dan زَيْدٌ Sebagai Fa'il (pelaku), sedangkan بَكْرًا sebagai Maf'ul (Objek atau sasaran).

Pengertian Fiil Amar (فِعِلْ اَمَرْ)

Fiil Amar adalah kalimah yang menunjukkan arti perintah, dengan disertai zaman Istiqbal (Akan dikerjakan). Jadi tidak mungkin sebuah perintah menggunakan zaman Hal (Sedang dikerjakan) apalagi menggunakan zaman Madi (sudah lampau).

Apabila pelaku pekerjaan (Fa'il) perempuan, maka kita harus menambah (يْ)Ya' Muannas di akhir lafaz Fiil Amar.

  • Contoh Fiil Amar laki-laki : اِضْرِبْ (Jangan pukul!)
  • Contoh Fiil Amar Perempuan  : اِضْرِبِيْ (Jangan pukul!)

Ketentuan Fiil Madhi, Mudhari' dan Amar

Setelah mengetahui pengertian Fiil Madhi, Mudhari’, dan Amar, kita beralih ke ketentuan-ketentuan yang berlaku padanya:

Ketentuan Fiil Madhi:

  • Fiil Madhi selamanya dibaca Fathah, jadi tidak mungkin ada Fiil Madhi yang dibaca Kasrah apalagi Damah. Contoh : ضَرَبَ (sudah memukul), نَصَرَ (sudah menolong), اَكَلَ (sudah makan).
  • Dibaca Fathah tadi ada kalanya kelihatan (lafdzi), contohnya seperti di atas, dan ada juga yang tidak kelihatan yaitu dengan dikira-kirakan saja (ma'nawi). Contoh : رَمَى.

Ketentuan Fiil Amar:

Fiil Amar selamanya dibaca Jazem. Adapun alamat Jazem terbagi menjadi dua : 

  • Yang pertama adalah Sukun. Contoh : اِضْرِبْ 
  • Yang kedua adalah Hadzfu Harfi 'Ilat (Membuang huruf ilat). Contoh : اِرْمِ, اُدْعُ.

Ketentuan Fiil Mudhari':

Sebelum membahas ketentuan Fi'il Mudhari', silakan pahami istilah-istilah berikut :

Huruf 'ilat (علة) ada 4 yaitu : اَنَيْتُ (Alif, Nun, Ya' dan Ta')

  • Alif : Saya
  • Nun : Kita
  • Ya' : Dia laki-laki/perempuan Ghaib (tidak ada)
  • Ta' : Dia laki-laki/perempuan Hadir (ada)

Bisa dikatakan Fiil Mudhari' apabila sebelum Fa' Fiil berupa salah satu dari huruf 'Ilat (اَنَيْتُ ). Perhatikan gambar di bawah ini :

#7 Pengertian Fiil Lengkap Dengan Pembagiannya

Pada lafaz نَصَرَ , Posisi huruf نَ bisa disebut sebagai Fa' Fiil, sedangkan صَ disebut sebagai 'Ain Fiil. dan huruf رَ sebagai Lam Fiil.

Fiil Mudhari' sendiri selamanya dibaca Rafa' (Asalkan tidak bertemu dengan salah satu dari Amil Jawazim maupun Nawashib)

Untuk Amil Nawashib dan Jawazim akan kami buatkan artikel khusus mengenai topi tersebut. 

Itulah pembahasan mengenai Pengertian Fiil dan pembagian Fiil (Madhi, Mudhari' dan Amar). Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat

Diterbitkan oleh : Kangnahwu.com