Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#9 Pengertian Fa’il dan Contoh-Contohnya

Kangnahwu.com – Pada materi sebelumnya, kita telah belajar mengenai apa itu Fi’il. Dan pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai apa itu Fa’il lengkap dengan contoh-contohnya.

Seperti yang pernah kami singgung sebelumnya, Fi’il adalah pekerjaan, sedangkan Fa’il adalah pelakunya. Artinya, ketika ada Fi’il (pekerjaan), pasti akan ada Fa’il (pelaku), meskipun hanya dikira-kirakan sekalipun.

Pengertian Isim Fa’il

Kalau kita merujuk pada definisi Fa’il dalam kitab Jurumiyah (Download Kitab Jurumiyah Di SINI), Isim Fa’il adalah isim yang dibaca Rada’ yang disebutkan terdahulu Fi’ilnya. Sedangkan menurut versi mudahnya, Fa’il adalah isim yang dibaca Rafa’ yang jatuh setelah Fi’il.

Contoh-Contoh Isim Fa’il

Berikut kami paparkan dengan gamblang contoh-contoh Isim Fa’il berupa Isim Mufrad, Isim Tasniyah, Isim Jamak Muannas Salim, dan Isim Jamak Muzakkar Salim. Baca juga: Pengertian Isim Mufrad, Tasniyah, dan Jamak

Contoh Fa’il berupa Isim Mufrad

جَاءَ زَيْدٌ (Zaid telah datang)

جَاءَ adalah Fi’il (pekerjaan) Madhi. Fi’il Madhi adalah Fi’il yang menunjukkan arti pekerjaan yang sudah lampau. Kalau dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai simple past tense.

 زَيْدٌ adalah Fa’il (pelaku) yang dibaca Rafa’. Sedangkan alamat I’rab Rafa’-nya adalah Damah.

Nah, sekarang kita balik.

Damah menjadi alamat I’rab Rafa’ bertempat di empat tempat, salah satunya yaitu Isim Mufrad (isim yang bermakna satu). Sebab, زَيْدٌ artinya adalah Zaid Satu, bukan Zaid dua (Isim Tasniyah), maupun Zaid banyak (Isim Jamak).

Jika Anda sudah mempelajari pengertian I’rab beserta pembagian-pembagiannya, mungkin penjelasan di atas akan benar-benar sangat mudah untuk dicerna.

Contoh Fa’il berupa Isim Tasniyah

جَاءَ الزَيْدَانَ (Dua Zaid telah datang)

جَاءَ adalah Fi’il Madhi. Fi’il Madhi adalah Fi’il yang menunjukkan arti pekerjaan yang sudah lampau. Kalau dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai simple past tense.

الزَيْدَانَ adalah Fa’il berupa Isim Tasniyah (Isim yang menunjukkan arti dua), dan dibaca Rafa’. Alamat Rafa’-nya adalah Alif (ا), bukan Nun (ن).

Kenapa alamatnya Alif? Karena Isim Tasniyah memang ketika tingkah Rafa’ dialami dengan Alif. Sedangkan Nun di sebelahnya adalah pengganti Tanwin, atau biasa kita sebut sebagai Nun ‘Iwadh ‘anit-tanwin.

Kenapa Tanwinnya hilang? Karena kemasukan Al (ال) di awal lafaznya. Jadi, Tanwin dan Al adalah dua kubu yang tidak akan pernah saling bertemu. Kalau ada Tanwin, berarti tidak ada Al. Kalau ada Al, berarti tidak ada Tanwin. Itu hukum mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.

Contoh Fa’il berupa Isim Jamak Muannas Salim

جَاءَتِ الْهِنْدَاةُ (Beberapa Hindun telah datang)

جَاءَتِ adalah Fi’il Madhi. Fi’il Madhi adalah Fi’il yang menunjukkan arti pekerjaan yang sudah lampau. Sedangkan Huruf Ta’ (ت) menunjukkan Muannas (arti perempuan). Artinya bahwa Fi’il Madhi tersebut ditujukan untuk perempuan, bukan untuk laki-laki.

الْهِنْدَاةُ adalah Fa’il (pelaku) yang berupa Jamak Muannas Salim, dan dibaca Rafa’. Alamat Rafa’-nya adalah Dhamah.

Dhamah menjadi alamat I’rab Rafa’ bertempat di empat tempat, yaitu Isim Mufrad, Jamak Taksir, Jamak Muannas Salim, dan Fi’il Mudhari’.

Jadi jelas ya, bahwa Jamak Muannas Salim ketika tingkah Rafa’ dialamati dengan Dhamah, bukan di huruf Ta’-nya. Kenapa tidak ada tanwin? Jawabannya sama sebagaimana yang telah kami sampaikan di atas.

Contoh Fa’il berupa Isim jamak Muzakkar Salim

جَاءَ الزَيْدُوْنَ (Zaid banyak telah datang)

جَاءَ adalah Fi’il yang tentunya tidak akan kami bahas lagi.

الزَيْدُوْنَ adalah Fa’il yang berupa Jamak Muzakkar Salim, dan dibaca Rafa’. Sedangkan alamat Rafa’-nya adalah Wawu (و).

Wawu menjadi alamat I’rab Rafa’ bertempat di Jama’ Muzakkar Salim. Sedangkan huruf Nun (ن) setelah Wawu statusnya adalah Nun ‘Iwadh ‘anit-tanwin (pengganti tanwin).

Dan yang terakhir, ketiak tidak ada Tanwin, maka wajib hukumnya ditambahi Al (ال).

Alhamdulillah,

Mungkin cukup sekian pembahasan mengenai Fa’il dan contoh-contohnya ini. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan materi ini masih ditemukan kekurangan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Tetapi kami berharap Anda memaklumi karena penulis materi ini juga makhluk Allah yang banyak sekali khilaf-khilafnya. Wallahu A’lam