Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#2 Pembagian Kalam Lengkap Dengan Contohnya

Pembagian Kalam - Pada materi sebelumnya, kita telah membahas mengenai apa itu kalam dan beberapa ketentuan agar sebuah kalimat bisa dikatakan kalam. Jika Anda ketinggalan materinya, silakan baca artikel ini : #1 Penjelasan Kalam Paling Lengkap

Baik, sesuai judul di atas, kami ingin menjelaskan mengenai pembagian kalam dasar yang akan kami kemas secara, sederhana dan mudah dipahami.

Kalam secara dasar adalah lafaz yang tersusun dan berfaedah serta disengaja dalam pengucapannya. Definisi ini disadur dari kitab Jurumiyah yang merupakan kitab Nahwu dasar. Tentu hal ini akan berbeda apabila kita meninjaunya dari kitab-kitab yang lebih ekpert seperti ‘Imriti dan Alfiyah Ibnu Malik meskipun nanti substansinya sama.

Pembagian kalam

Kalam sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu kalimah isim, kalimah fiil dan kalimah huruf. Baik, mari bahas perlahan bersama:

1. Kalimah Isim (كلمة اسم)

Kalimah isim adalah kalimah yang memiliki arti dengan sendirinya tanpa menunjukkan arti zaman (waktu). Di dalam bahasa Indonesia, kita mengenalnya dengan sebutan kata benda. Intinya, setiap kalimah atau kata yang tidak memiliki atau menyimpan makna zaman, maka sudah dipastikan bahwa kalimah tersebut dinamakan kalimah isim.

Agar lebih mudah, perhatikan contoh berikut ini:

Bola, kursi dan buku. Ketiga benda tersebut bisa dikatakan kalimah isim sebab tidak memiliki atau mengandung makna zaman.

Berbeda kalau kata menendang, pergi dan duduk. Kata tersebut tidak termasuk kalimah isim sebab mengandung makna zaman. Buktinya, ia bisa disandingkan dengan pertanyaan waktu. Contoh: Kapan ia pergi? Kapan ia duduk? Kapan ia menendang?

Nah, itu logika dasarnya. Sekarang kita beralih ke tanda-tandanya.

Tanda-tanda kalimah Islam

Agar lebih mudah dalam menentukan yang mana kalimah isim, fiil dan huruf, kita harus hafal dulu tanda-tanda dari mereka. Adapun tanda-tanda kalimah isim ada 3 (tiga), yaitu tanwin, kemasukan alif dan lam (اَلْ), dan kemasukan huruf jer/khafdh (حروف جير).

Perlu kami sampaikan dulu, untuk alamat-alamat ini tidak akan kami bahas secara mendetail. Sebab, kita akan fokus ke pembagian kalam atau kalimah dulu, sedangkan untuk penjelasan lengkap mengenai kalimah isim akan kami bahas pada materi terpisah. Hal ini demi tujuan mempermudah Anda dalam memfokuskan materi yang kami tekankan pada sesi ini.

Contoh tanwin pada kalimah isim:

  • زَيْدٌ (Zaid)
  • عَمْرٌى (Umar)
  • رَؤْسٌ (Kepala)

Perhatikan contoh di atas. Hal ini sangat penting untuk diingat bahwa, setiap kalimah yang berharakat tanwin, maka 100% dapat dipastikan bahwa itu kalimah isim. Jadi meskipun kita belum tahu artinya sekalipun, tetapi apabila kita temukan harakat tanwin di dalamnya, maka dapat dipastikan bahwa itu kalimah isim. Sederhana bukan?

Contoh masuknya alif dan lam pada kalimah isim (اَلْ):

Perlu Anda ketahui bahwasanya alif dan lam tidak akan pernah bertemu dengan tanwin. Karena mereka memang benar-benar bermusuhan 😊. Dalam praktiknya, ketika kita sedang membaca kitab dan ditemukan pada lafaz tersebut tanda (اَلْ), maka di akhir kalimahnya tidak boleh diberi tanwin. Sebab, sifat (اَلْ) di sini adalah sebagai pengganti dari tanwin. Atau dalam bahasa santrinya akrab dinamakan nun ‘iwadh anit-tanwin.

Contoh :

  • اَلْمَدْرَسَةُ (Madrasah), tidak boleh اَلْمَدْرَسَةٌ
  • الزيدُ (Zaid), tidak boleh الزيدٌ

Contoh masuknya huruf jer/khafdz  (حروف جير) pada kalimah isim

Berikut adalah huruf-huruf jer yang perlu Anda hafal saja, tidak perlu Anda pahami dulu sebab materi ini akan kami bahas dalam materi khusus.

 مِنْ، اِلَى، عَنْ، عَلَى، فِىْ، رُبَّ، البَاءْ، الكَافْ، اَلَّامُ، وَحُرُوْفُ القَسَمِ وَهِيَ الوَاوُ، وَالبَاءُ، والتَاءُ.

Intinya adalah, syarat terakhir kalimah itu bisa dikatakan isim adalah apabila kemasukan salah satu huruf jer yang telah kami sebutkan di atas.

Contoh :

  •  مِنَ الْمَدْرَسَةِ (dari madrasah)
  •  فِى اْلبَيْتِي (di dalam rumahku)

2. Kalimah Fiil (كلمة فعل)

Kalimah fiil adalah kalimah yang mempunyai arti dengan sendirinya dengan disertai zaman. Artinya, ia kebalikannya dari kalimah isim. Kalau kalimah isim tidak menunjukkan arti zaman, tetapi kalau kalimah fiil menunjukkan arti zaman. Di dalam bahasa Indonesia, kita akrab menyebutnya sebagai kata kerja (predikat), atau kata yang memiliki arti masa akan terjadi, sedang terjadi, atau sudah terjadi.

Masa atau zaman di kalimah fiil ada tiga, yaitu zaman Hal (حال), zaman Madhi (ماض), dan zaman Istiqbal (استقبال). Zaman Hal adalah menunjukkan arti sedang dikerjakan, zaman Madhi adalah menunjukkan arti sudah lampau, sedangkan zaman Istiqbal adalah menunjukkan arti akan terjadi.

Kalau kami bahas sekalian tentu akan sangat panjang, jadi Insya Allah akan kami buatkan materi khususnya.

Tanda-tanda kalimah fiil

Tanda-tanda kalimah fiil ada 4 (empat), yaitu 

  • قَدْ (Qod). Contoh :قَدْ قَامَ بَكْرٌو
  • سين (Sin). Contoh : سَيَضْرٍبُ عَمْرٌ زَيْداً
  • سَوْفَ (Saufa). Contoh : سوف يقول محمد زوجته
  • تَاءْ تَاءْنِيْثْ السَكِيْنَةْ (Ta’ ta’nis yang dibaca mati). Contoh : جَاءَتْ هِنْد

3. Kalimah Huruf

Kalimah Huruf adalah kalimah yang tidak pantas kemasukan tanda-tanda kalimah Fiil dan kalimah Isim. Atau kalimah yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa disandarkan tanpa kalimah lain. Di dalam bahasa Indonesia, kalimah huruf akrab disebut sebagai kalimat pelengkap, kata sambung, dan kata yang tidak memiliki arti apabila dibiarkan berdiri sendiri.

Ciri-ciri kalimah huruf:

  • Tidak memiliki arti zaman/kala waktu
  • Tidak memiliki arti/maksud jika tidak di sandarkan kepada lafaz lain

Contoh :

من (dari) adalah kalimat yang tidak memiliki arti apabila tidak disandingkan dengan lafaz lain. Misal, kalau kita sambungkan dengan lafaz الْمَدْرَسَةِ, maka jadinya adalah مِنَ الْمَدْرَسَةِ (dari madrasah).

Itulah penjelasan singkat mengenai pembagian kalam atau kalimah lengkap dengan contohnya. Untuk penjelasan lebih dalamnya mengenai kalimah isim, fiil dan huruf, Insya Allah akan kami buatkan materi khususnya. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat. Wallahu A’lam